Jangan simpan kebencian di dada,... aku hanya ingin hidup di jalan-Mu dan mati dalam keadaan lurus... itu saja

negeriads.com

Jumat, 30 April 2010

Kenangan Manis di BPS Provinsi Jateng

Tetap Semangat...

Ini fotoku dan teman2 ku yang manis2 terutam tuh cewek yng deket
duduknya ma aku....anaknya gokil juga... tapi pinter...
trus da tuh encang wondo tuh benar banyak ilmu yang aku serap bisa jdi
panutan tuh.. ..maksudnya yng baik-baik ....pokoknya encang top banget deh... yang berdiri baris belakang yang tengah....


Tapi yang paling OK yng di depan duduk ditengah sama istri tuh boss besar distribusi
waktu itu.... namanya Bp Suharyono MSi dan Ibu Kapti....
Tuh ktanya ...sbgai gambaran ilmunya Cang Wondo ga ada
seperdelapannya he...he.... kalo ilmuku
ktnya Cang nih kira-kira ga ada separohnya wih apa benar sehebat itu ya
ya udah klo ga percaya ya buktikan aja.....hwa....huwa....

Rabu, 28 April 2010

Maafkan Aku Bila Hasratku Keliru

Tetap Semangat...

Puaskah kau menyakitiku...
Puaskah kau lukaiku....dimnakah nurani.....dimana pula akal sehatmu....
hingga kau buat aku begini...

Tidak.... aku yang telah melukai diri sendiri...
Aku yng telah memperturutkan nafsu.....hingga aku kehilangan akal sehat...
Tuhan....

Maafkan aku yang telah keliru menilai-Mu....

Selasa, 27 April 2010

Beginilah Rutinitasku

Tetap Semangat...

Ini posisiku klo lgi ngenet.... nih foto terbaruku hari ini nih...
benar2 cuape nih habis pertemuan petugas SP 2010 di KDW...
jangan sia-siakan waktu alias bali ke kantor untuk ngenet soale
penasaran mau liat cowboys in paradiso

Selasa, 20 April 2010

Solusi Yang Dicampakkan

Tetap Semangat...

OPEN MANAGEMENT
Sebagai Solusi ……… maukah pemimpin menerapkan ini???


Ada suatu kampung, apabila ada kambing masuk halaman masjid, para penduduk kampung serta merta mengusir kambing itu keluar. Akan tetapi apabila halaman sekolah yang dimasuki kambing, merusak tanam-tanaman di dalamnya, maka penduduk membiarkan saja hal itu. Peneliti itu bertanya kepada penduduk, mengapa sikap mereka demikain itu, maka yang bersangkutan mendapat jawaban: Masjid itu kami yang bangun, jadi itu menjadi urusan kami untuk memeliharanya, sedangkan sekolah itu pemerintah yang bangun, jadi itu adalah urusan pemerintah dalam pemeliharaannya.

Apa yang terjadi di atas itu menyangkut rasa keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan untuk membangun masjid dan sekolah. Kemudian menyangkut proses pembangunan, melanjut kepada proses pemeliharaan. Singkat kata menyangkut partisipasi dalam suatu proses apa saja. Gaya manajemen untuk membangkitkan semangat partisipasi bawahan, anak buah, masyarakat atau kelompok apa saja, itulah yang akan dibahas.

Untuk itu marilah kita melihat kepada sumber informasi wahyu. Berfirman Allah SWT dalam Al Quran, S. Al Baqarah ayat 30: Wa idzqaala rabbuka li-lmalaaikati innie jaa'ilun fi-l ardhi kahlifatan, qaaluu ataj'alu fieha man yufsidu fieha wa yasfiqu-ddimaa wa nahnu nushabbihu bihamndika wa nuqaddisu laka, artinya: Dan ingatlah ketika Maha Pengaturmu berkata (kepada para malaikat), sesungguhnya Aku akan menjadikan khalifah di muka bumi, mereka (para malaikat) berkata: Apakah Engkau menjadikan di atas permukaan bumi yang merusak di situ dan menumpahkan darah, sedangkan kami ini (para malaikat) tasbih dan tahmid kepadaMu dan mengkuduskanMu (2:30).

Sudah berulangkali dikemukakan dalam Serial ini, bahwa akal sangat berguna untuk dapat memahami wahyu dengan baik. Buat apa Allah SWT memberitahu kepada kita ummat manusia melalui wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tentang peristiwa dialog antara Allah dengan para malaikat? Jawabnya supaya kita ini dapat belajar dari peristiwa itu. Allah Maha Kuasa dan para malaikat adalah makhluq yang tinggi nilai kwalitas ketaatannya kepada Allah. Lalu mengapa pula Allah Yang Maha Kuasa mesti memberitahu kepada para malaikat yang sangat taat kepada Allah itu? Bukankah Allah berbuat sekehendakNya? Inilah pelajaran buat ummat manusia yang kita maksudkan itu: Sedangkan Allah Yang Mahakuasa itu memberi kesempatan kepada para malaikat yang sangat taat itu untuk mengeluarkan uneg-uneg (brain storming) tentang suatu keputusan yang akan diambil, maka apapula kita manusia ini yang amat tidak kuasa tidak memberikan kesempatan kepada anak buah yang sangat rendah kadar ketaatannya ketimbang ketaatan malaikat kepada Allah, untuk melibatkan mereka itu dalam proses pengambilan keputusan? Inilah gaya kepemimpinan yang Allah ajarkan kepada kita melalui informasi dialog antara Allah dengan para malaikat, yaitu gaya kepemimpinan yang terbuka, manajemen terbuka. Dengan gaya manajemen terbuka ini anak buah mengerti dan merasa terlibat dalam proses pengambilan keputusan itu. Konsekwensinya anak buah merasa ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan hasil keputusan. Dan selanjutnya akan merasa bertanggung jawab pula dalam memelihara/mengamankan keputusan yang telah dilaksanakan itu. Jadi gaya manajemen terbuka akan menghasilkan partisipasi anak buah dalam melaksanakan dan memelihara apa yang telah isepakati/diputuskan itu. Inilah gaya manajemen partisipatif. Ini baru teorinya, bagaimana dengan aplikasinya?

Untuk itu kita perlu melihat pada informasi dari Hadits. Bagaimana Rasulullah SAW dalam sunnahnya (ucapan dan perbuatan) melakukan tehnik pendekatan dalam rangka aplikasi manajemen partisipatif itu. Memang untuk dapat mengerti wahyu dengan baik, mempergunakan akal itu perlu, tetapi belum cukup. Informasi wahyu harus ditambah dengan informasi ucapan dan perbuatan Rasulullah SAW.

Setelah Rasulullah hijrah ke Madinah maka dibentuklah Negara Islam Madinah. Rakyatnya terdiri atas kaum Muhajirin (mereka yang hijrah), kaum Anshar (penduduk Islam Madinah), dan penduduk Madinah yang lain, yaitu yang tidak beragama Islam terdiri atas orang-orang Arab Madinah dan orang-orang Yahudi. Baik Madinah maupun Makkah pada waktu itu berupa Negara Kota (City States), yang dalam keadaan perang. Pada waktu informasi yang didapatkan oleh jaringan intel pihak Madinah bahwa tentara Makkah sudah siap untuk menyerbu Madinah guna membalas kekalahan mereka dalam Perang Badar, maka Rasulullah sebagai Kepala Negara dan Panglima Perang mengumpulkan penduduk Madinah untuk bermusyawarah. Dalam musyawarah itu Rasulullah mengeluarkan gagasannya/tawaran bagaimana kalau bertahan dalam kota saja. Sesudah Rasulullah mengemukakan tawaran itu, beliau memberi kesempatan kepada penduduk Madinah untuk lobying antara satu dengan yang lain. Hasilnya ialah pada umumnya penduduk Madinah tidak sependapat dengan gagasan Rasulullah. Dengan Hamzah sebagai juru bicara dikemukakanlah alasan mengapa mereka tidak sependapat. Kota Madinah tidak terlindung seluruhnya untuk menghadapi serangan frontal. Memang ada benteng Yahudi dan jajaran pohon-pohon kurma sebagai benteng alam terhadap pasukan berkuda, akan tetapi ada pula bagian/lini yang terbuka. Akhirnya diputuskanlah bahwa pasukan Quraisy dari Makkah harus dihadang di luar kota dengan posisi bukit Uhud sebagai benteng alam yang melindungi pasukan Madinah dari belakang.

Itulah tehnik Rasulullah dalam aplikasi manajemen partisipatif itu. Masakan Rasulullah tidak tahu bahwa bertahan di Madinah adalah tidak taktis (menurut Ejaan Yang Disempurnakan taktik). Ini adalah disengaja, agar gagasan tentang bertahan di luar kota bukanlah gagasan dari atas, melainkan gagasan yang timbul dari bawah, dalam kalangan mereka sendiri. Mereka terlibat dalam proses pengambilan keputusan, bahkan lebih dari itu, keputusan itu adalah dari gagasan mereka sendiri, walhasil timbullah partisipasi dari mereka dalam pelaksanaan dan pengamanan keputusan yang telah dilaksanakan itu. Begitulah tehnik Rasulullah dalam aplikasi gaya kepemimpinan yang partisipatif itu.

Mencintai yang sebenar-benarnya

Tetap Semangat...

Cinta karena Allah

“Tidaklah seseorang diantara kalian dikatakan beriman, hingga dia mencintai sesuatu bagi saudaranya sebagaimana dia mencintai sesuatu bagi dirinya sendiri.”

Secara nalar pecinta dunia, bagaimana mungkin kita mengutamakan orang lain dibandingkan diri kita? Secara hawa nafsu manusia, bagaimana mungkin kita memberikan sesuatu yang kita cintai kepada saudara kita?
Pertanyaan tersebut dapat terjawab melalui penjelasan Ibnu Daqiiqil ‘Ied dalam syarah beliau terhadap hadits diatas (selengkapnya, lihat di Syarah Hadits Arba’in An-Nawawiyah).
(“Tidaklah seseorang beriman” maksudnya adalah -pen). Para ulama berkata, “yakni tidak beriman dengan keimanan yang sempurna, sebab jika tidak, keimanan secara asal tidak didapatkan seseorang kecuali dengan sifat ini.”
Maksud dari kata “sesuatu bagi saudaranya” adalah berupa ketaatan, dan sesuatu yang halal. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i.
“…hingga dia mencintai bagi saudaranya berupa kebaikan sebagaimana dia mencintai jika hal itu terjadi bagi dirinya.”
Syaikh Abu Amru Ibnu Shalah berkata, “Hal ini terkadang dianggap sebagai sesuatu yang sulit dan mustahil, padahal tidaklah demikian, karena makna hadits ini adalah tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga dia mencintai bagi keislaman saudaranya sebagaimana dia mencintai bagi dirinya. Menegakkan urusan ini tidak dapat direalisasikan dengan cara menyukai jika saudaranya mendapatkan apa yang dia dapatkan, sehingga dia tidak turut berdesakan dengan saudaranya dalam merasakan nikmat tersebut dan tidak mengurangi kenikmatan yang diperolehnya. Itu mudah dan dekat dengan hati yang selamat, sedangkan itu sulit terjadi pada hati yang rusak, semoga Allah Ta’ala memaafkan kita dan saudara-saudara kita seluruhnya.”
Abu Zinad berkata, “Sekilas hadits ini menunjukkan tuntutan persamaan (dalam memperlakukan dirinya dan saudaranya), namun pada hakekatnya ada tafdhil (kecenderungan untuk memperlakukan lebih), karena manusia ingin jika dia menjadi orang yang paling utama, maka jika dia menyukai saudaranya seperti dirinya sebagai konsekuensinya adalah dia akan menjadi orang yang kalah dalam hal keutamaannya. Bukankah anda melihat bahwa manusia menyukai agar haknya terpenuhi dan kezhaliman atas dirinya dibalas? Maka letak kesempurnaan imannya adalah ketika dia memiliki tanggungan atau ada hak saudaranya atas dirinya maka dia bersegera untuk mengembalikannya secara adil sekalipun dia merasa berat.”
Diantara ulama berkata tentang hadits ini, bahwa seorang mukmin satu dengan yang lain itu ibarat satu jiwa, maka sudah sepantasnya dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana mencintai untuk dirinya karena keduanya laksana satu jiwa sebagaimana disebutkan dalam hadits yang lain:
“Orang-orang mukmin itu ibarat satu jasad, apabila satu anggota badan sakit, maka seluruh jasad turut merasakan sakit dengan demam dan tidak dapat tidur.” (HR. Muslim)
“Saudara” yang dimaksud dalam hadits tersebut bukan hanya saudara kandung atau akibat adanya kesamaan nasab/ keturunan darah, tetapi “saudara” dalam artian yang lebih luas lagi. Dalam Bahasa Arab, saudara kandung disebut dengan Asy-Asyaqiiq ( الشَّّقِيْقُ). Sering kita jumpa seseorang menyebut temannya yang juga beragama Islam sebagai “Ukhti fillah” (saudara wanita ku di jalan Allah). Berarti, kebaikan yang kita berikan tersebut berlaku bagi seluruh kaum muslimin, karena sesungguhnya kaum muslim itu bersaudara.
Jika ada yang bertanya, “Bagaimana mungkin kita menerapkan hal ini sekarang? Sekarang kan jaman susah. Mengurus diri sendiri saja sudah susah, bagaimana mungkin mau mengutamakan orang lain?”
Wahai saudariku -semoga Allah senantiasa menetapkan hati kita diatas keimanan-, jadilah seorang mukmin yang kuat! Sesungguhnya mukmin yang kuat lebih dicintai Allah. Seberat apapun kesulitan yang kita hadapi sekarang, ketahuilah bahwa kehidupan kaum muslimin saat awal dakwah Islam oleh Rasulullah jauh lebih sulit lagi. Namun kecintaan mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya jauh melebihi kesedihan mereka pada kesulitan hidup yang hanya sementara di dunia. Dengarkanlah pujian Allah terhadap mereka dalam Surat Al-Hasyr:
“(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar(ash-shodiquun). Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 8-9)
Dalam ayat tersebut Allah memuji kaum Muhajirin yang berhijrah dari Makkah ke Madinah untuk memperoleh kebebasan dalam mewujudkan syahadat mereka an laa ilaha illallah wa anna muhammadan rasulullah. Mereka meninggalkan kampung halaman yang mereka cintai dan harta yang telah mereka kumpulkan dengan jerih payah. Semua demi Allah! Maka, kaum muhajirin (orang yang berhijrah) itu pun mendapatkan pujian dari Allah Rabbul ‘alamin. Demikian pula kaum Anshar yang memang merupakan penduduk Madinah. Saudariku fillah, perhatikanlah dengan seksama bagaimana Allah mengajarkan kepada kita keutamaan orang-orang yang mengutamakan saudara mereka. Betapa mengagumkan sikap itsar (mengutamakan orang lain) mereka. Dalam surat Al-Hasyr tersebur, Allah memuji kaum Anshar sebagai Al-Muflihun (orang-orang yang beruntung di dunia dan di akhirat) karena kecintaan kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin, dan mereka mengutamakan kaum Muhajirin atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka (kaum Anshar) sebenarnya juga sedang berada dalam kesulitan. Allah Ta’aala memuji orang-orang yang dipelihara Allah Ta’aala dari kekikiran dirinya sebagai orang-orang yang beruntung. Tidaklah yang demikian itu dilakukan oleh kaum Anshar melainkan karena keimanan mereka yang benar-benar tulus, yaitu keimanan kepada Dzat yang telah menciptakan manusia dari tanah liat kemudian menyempurnakan bentuk tubuhnya dan Dia lah Dzat yang memberikan rezeki kepada siapapun yang dikehendaki oleh-Nya serta menghalangi rezeki kepada siapapun yang Dia kehendaki.
Tapi, ingatlah wahai saudariku fillah, jangan sampai kita tergelincir oleh tipu daya syaithon ketika mereka membisikkan ke dada kita “utamakanlah saudaramu dalam segala hal, bahkan bila agama mu yang menjadi taruhannya.” Saudariku fillah, hendaklah seseorang berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi agamanya. Misalkan seorang laki-laki datang untuk sholat ke masjid, dia pun langsung mengambil tempat di shaf paling belakang, sedangkan di shaf depan masih ada tempat kosong, lalu dia berdalih “Aku memberikan tempat kosong itu bagi saudaraku yang lain. Cukuplah aku di shaf belakang.” Ketahuilah, itu adalah tipu daya syaithon! Hendaklah kita senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan agama kita. Allah Ta’ala berfirman:
“Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqoroh: 148)
Berlomba-lombalah dalam membuat kebaikan agama, bukan dalam urusan dunia. Banyak orang yang berdalih dengan ayat ini untuk menyibukkan diri mereka dengan melulu urusan dunia, sehingga untuk belajar tentang makna syahadat saja mereka sudah tidak lagi memiliki waktu sama sekali. Wal iyadzu billah. Semoga Allah menjaga diri kita agar tidak menjadi orang yang seperti itu.
Wujudkanlah Kecintaan Kepada Saudaramu Karena Allah
Mari kita bersama mengurai, apa contoh sederhana yang bisa kita lakukan sehari-hari sebagai bukti mencintai sesuatu bagi saudara kita yang juga kita cintai bagi diri kita…
Mengucapkan Salam dan Menjawab Salam Ketika Bertemu
“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Tidak maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian lakukan maka kalian akan saling mencintai: Sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim)
Pada hakekatnya ucapan salam merupakan do’a dari seseorang bagi orang lain. Di dalam lafadz salam “Assalaamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakaatuh” terdapat wujud kecintaan seorang muslim pada muslim yang lain. Yaitu keinginannya agar orang yang disapanya dengan salam, bisa memperoleh keselamatan, rahmat, dan barokah. Barokah artinya tetapnya suatu kebaikan dan bertambah banyaknya dia. Tentunya seseorang senang bila ada orang yang mendo’akan keselamatan, rahmat, dan barokah bagi dirinya. Semoga Allah mengabulkan do’a tersebut. Saudariku fillah, bayangkanlah! Betapa banyak kebahagiaan yang kita bagikan kepada saudara kita sesama muslim bila setiap bertemu dengan muslimah lain -baik yang kita kenal maupun tidak kita kenal- kita senantiasa menyapa mereka dengan salam. Bukankah kita pun ingin bila kita memperoleh banyak do’a yang demikian?! Namun, sangat baik jika seorang wanita muslimah tidak mengucapkan salam kepada laki-laki yang bukan mahromnya jika dia takut akan terjadi fitnah. Maka, bila di jalan kita bertemu dengan muslimah yang tidak kita kenal namun dia berkerudung dan kita yakin bahwa kerudung itu adalah ciri bahwa dia adalah seorang muslimah, ucapkanlah salam kepadanya. Semoga dengan hal sederhana ini, kita bisa menyebar kecintaan kepada sesama saudara muslimah. Insya Allah…
Bertutur Kata yang Menyenangkan dan Bermanfaat
Dalam sehari bisa kita hitung berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk sekedar berkumpul-kumpul dan ngobrol dengan teman. Seringkali obrolan kita mengarah kepada ghibah/menggunjing/bergosip. Betapa meruginya kita. Seandainya, waktu ngobrol tersebut kita gunakan untuk membicarakan hal-hal yang setidaknya lebih bermanfaat, tentunya kita tidak akan menyesal. Misalnya, sembari makan siang bersama teman kita bercerita, “Tadi shubuh saya shalat berjamaah dengan teman kost. Saya yang jadi makmum. Teman saya yang jadi imam itu, membaca surat Al-Insan. Katanya sih itu sunnah. Memangnya apa sih sunnah itu?” Teman yang lain menjawab, “Sunnah yang dimaksud teman anti itu maksudnya ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memang disunnahkan untuk membaca Surat Al-Insan di rakaat kedua shalat shubuh di hari Jum’at.” Lalu, teman yang bertanya tadi pun berkata, “Ooo… begitu, saya kok baru tahu ya…” Subhanallah! Sebuah makan siang yang berubah menjadi “majelis ilmu”, ladang pahala, dan ajang saling memberi nasehat dan kebaikan pada saudara sesama muslimah.
Mengajak Saudara Kita Untuk Bersama-Sama Menghadiri Majelis ‘Ilmu
Dari obrolan singkat di atas, bisa saja kemudian berlanjut, “Ngomong-ngomong, kamu tahu darimana kalau membaca surat Al-Insan di rakaat kedua shalat shubuh di hari Jum’at itu sunnah?” Temannya pun menjawab, “Saya tahu itu dari kajian.” Alhamdulillah bila ternyata temannya itu tertarik untuk mengikuti kajian, “Kalau saya ikut boleh nggak? Kayaknya menyenangkan juga ya ikut kajian.” Temannya pun berkata, “Alhamdulillah, insyaAllah kita bisa berangkat sama-sama. Nanti saya jemput anti di kost.”
Saling Menasehati, Baik Dengan Ucapan Lisan Maupun Tulisan
Suatu saat ‘Umar radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya tentang aibnya kepada shahabat yang lain. Shahabat itu pun menjawab bahwa dia pernah mendengar bahwa ‘Umar radhiyallahu ‘anhu memiliki bermacam-macam lauk di meja makannya. Lalu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu pun berkata yang maknanya ‘Seorang teman sejati bukanlah yang banyak memujimu, tetapi yang memperlihatkan kepadamu aib mu (agar orang yang dinasehati bisa memperbaiki aib tersebut. Yang perlu diingat, menasehati jangan dilakukan didepan orang banyak. Agar kita tidak tergolong ke dalam orang yang menyebar aib orang lain. Terdapat beberapa perincian dalam masalah ini -pen).’ Bentuk nasehat tersebut, bukan hanya secara lisan tetapi bisa juga melalui tulisan, baik surat, artikel, catatan saduran dari kitab-kitab ulama, dan lain-lain.
Saling Mengingatkan Tentang Kematian, Yaumil Hisab, At-Taghaabun (Hari Ditampakkannya Kesalahan-Kesalahan), Surga, dan Neraka
Sangat banyak orang yang baru ingin bertaubat bila nyawa telah nyaris terputus. Maka, diantara bentuk kecintaan seorang muslim kepada saudaranya adalah saling mengingatkan tentang kematian. Ketika saudaranya hendak berbuat kesalahan, ingatkanlah bahwa kita tidak pernah mengetahui kapan kita mati. Dan kita pasti tidak ingin bila kita mati dalam keadaan berbuat dosa kepada Allah Ta’ala.
Saudariku fillah, berbaik sangkalah kepada saudari muslimah mu yang lain bila dia menasehati mu, memberimu tulisan-tulisan tentang ilmu agama, atau mengajakmu mengikuti kajian. Berbaik sangkalah bahwa dia sangat menginginkan kebaikan bagimu. Sebagaimana dia pun menginginkan yang demikian bagi dirinya. Karena, siapakah gerangan orang yang senang terjerumus pada kubangan kesalahan dan tidak ada yang mengulurkan tangan padanya untuk menariknya dari kubangan yang kotor itu? Tentunya kita akan bersedih bila kita terjatuh di lubang yang kotor dan orang-orang di sekeliling kita hanya melihat tanpa menolong kita…
Tidak ada ruginya bila kita banyak mengutamakan saudara kita. Selama kita berusaha ikhlash, balasan terbaik di sisi Allah Ta’ala menanti kita. Janganlah risau karena bisikan-bisikan yang mengajak kita untuk “ingin menang sendiri, ingin terkenal sendiri”. Wahai saudariku fillah, manusia akan mati! Semua makhluk Allah akan mati dan kembali kepada Allah!! Sedangkan Allah adalah Dzat Yang Maha Kekal. Maka, melakukan sesuatu untuk Dzat Yang Maha Kekal tentunya lebih utama dibandingkan melakukan sesuatu sekedar untuk dipuji manusia. Bukankah demikian?
Janji Allah Ta’Ala Pasti Benar !
Saudariku muslimah -semoga Allah senantiasa menjaga kita diatas kebenaran-, ketahuilah! Orang-orang yang saling mencintai karena Allah akan mendapatkan kemuliaan di Akhirat. Terdapat beberapa Hadits Qudsi tentang hal tersebut.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Allah berfirman pada Hari Kiamat, “Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku pada hari ini? Aku akan menaungi mereka dalam naungan-Ku pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Ku.” (HR. Muslim; Shahih)
Dari Abu Muslim al-Khaulani radhiyallahu ‘anhu dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan: “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan dari Rabb-nya, dengan sabdanya, ‘Orang-orang yang bercinta karena Allah berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya dalam naungan ‘Arsy pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya.’”
Abu Muslim radhiyallahu ‘anhu melanjutkan, “Kemudian aku keluar hingga bertemu ‘Ubadah bin ash-Shamit, lalu aku menyebutkan kepadanya hadits Mu’adz bin Jabal. Maka ia mengatakan, ‘Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan dari Rabb-nya, yang berfirman, ‘Cinta-Ku berhak untuk orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, cinta-Ku berhak untuk orang-orang yang saling tolong-menolong karena-Ku, dan cinta-Ku berhak untuk orang-orang yang saling berkunjung karena-Ku.’ Orang-orang yang bercinta karena Allah berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya dalam naungan ‘Arsy pada hari tiada naungan kecuali naungan-Nya.” (HR. Ahmad; Shahih dengan berbagai jalan periwayatannya)
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, ia menuturkan, Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah berfirman, ‘Orang-orang yang bercinta karena keagungan-Ku, mereka mendapatkan mimbar-mimbar dari cahaya sehingga para nabi dan syuhada iri kepada mereka.” (HR. At-Tirmidzi; Shahih)
Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmushshalihaat (artinya: “Segala puji bagi Allah, dengan nikmat-Nyalah segala kebaikan menjadi sempurna.” Do’a ini diucapkan Rasulullah bila beliau mendapatkan hal yang menyenangkan). Allah Ta’aala menyediakan bagi kita lahan pahala yang begitu banyak. Allah Ta’aala menyediakannya secara cuma-cuma bagi kita. Ternyata, begitu sederhana cara untuk mendapat pahala. Dan begitu mudahnya mengamalkan ajaran Islam bagi orang-orang yang meyakini bahwa esok dia akan bertemu dengan Allah Rabbul ‘alamin sembari melihat segala perbuatan baik maupun buruk yang telah dia lakukan selama hidup di dunia. Persiapkanlah bekal terbaik kita menuju Negeri Akhirat. Semoga Allah mengumpulkan kita dan orang-orang yang kita cintai karena Allah di Surga Firdaus Al-A’laa bersama para Nabi, syuhada’, shiddiqin, dan shalihin. Itulah akhir kehidupan yang paling indah…

Pelaksanaan SP sukseskah ???

Tetap Semangat...

Ini nih da iklan dadakan ....meski ga keren ...
semangaat sih oke tpi memang harus realistis
pa ga berlebihan nih.... mudaah mudahan transparansi bukan hanya
urusan pekerjaan...
tapi juga transparansi urusan DUIT....ni mesti diperhatikan
meskipun hal sepele....menurut banyak penelitian ....transparancy duit nih
sangat berpengaruh signifikan dan tandanya haqqul positif dengan kinerja dan suasana kerja.... jadi semoga bisa mengerti semua...ya.. OKs ...SP 2010 "sukses"

Selasa, 13 April 2010

Hemmmh..... Yang Kutahu Cinta itu.... Indah

Tetap Semangat...

Cinta .....penuh misteri.....
ha.....ha.....
Bahkan ki Joko Bodo .... dukunnya paranormal....menyerah ketika ditanya siapa jodonya
Kata ki joko bodo ni cinta itu ada 2:
1. Cinta karena terpaksa
2. Cinta yang datang secara alamiah

Siapa yng mampu menolaknya.........

Kamis, 08 April 2010

Ngajar di TC Srigintung

Nginep di rumah Mas Amin wah ... Mas Amin memang orang yg sangat baik hati ... istri dan dua anak lakinya juga baik dan lucu...aku bisa tidur nyenyak. Dan esoknya langsung menuju Srigintung setelah sebelumnya mampir ke BPS Slawi.

Wah ternyata benar apa yang dikatakan Mas Hayun ...
aku bisa rugi jika ndak sampai ke Srigintung ini, pemandangannya wuiiih....
asli alam pedesaan dan pegunungan...
Terhampar luas sawah ... ladang ... perkebunanan dan yng paling terkenal di sini
kebun stroberi weleh2...




Pelatihan tiga hari di TC ini banyak kesan senengnya ... terutama petugasnya
ramah-ramah ... rajin bertanya... santai ...
apalagi Pak Safrudi wah ini biangnya ....He.....He..... halo Pak
Coming soon ... Mbuh aku ga ngerti maksude.
Renang di Guci
Wah ini satu hal yang tak mungkin kulewatkan adalah berenang alias berendam di air panas di guci ... tidak terbayangkan aku berendam dari jam
19.15 sampai jam 21.30 rasanya cepet dan tak terasa sambil ngantuk...
jadi airnya panas baunya belerang trus arusnya deras ... jadi rasanya kayak dipijiti
kalo ada temene aku pasti ketiduran di air ....

Oke banget jadi betah rasanya di sini ... alias males pulange
dan bener jare KSK Pangkah... halo mas Husein pa kbr ....
terima kasih banyak ya bersedia ngantar aku dan mendampingi. semoga amalnya dibalas berlipat ganda...
mas Husein ini yng dengan setia mengantar dan menunggui aku selama di Guci ...

Di bawah ni gambarku waktu akting di kebun Strop beri he...he... maap ya bukan model jdi ga keren gayanyaa


trus ada lagi petugas yg lucu dan imut tuh ktnya istri carik bogarest hemh
ada juga yng seneng ngerjain namane Pak Ghofir lha ini berperan sebagi lebai di desa
ada lagi Pak Safrudin yng nyambi makelar heemmm.... makelar apa Pak
yo wis salam semua ya yang pernah aku ajar baik
di SUPM maupun di Srigintung pokeke untuk SP 2010 tetap semangat....

Rabu, 07 April 2010

Ngajar di SUPM Tegal

Tetap Semangat...
Tgl 1 Mei adalah tugas I ku mengajar...
Ternyata bukan di Kab. Pekalongan...
Ternyata aku dapat tugas dari Prov untuk mengajar di Kab Tegal
Waduh Ga kebayang...
Sebenarnya aku bertanya2...
Tapi aku kembalikan bahwa ini tugas negara...
Jdi ya niat ibadah Wis pokoknya...
Aku berangakat dengan dua tas besar satu isinya pakaian satunya lagi bahan ajar
Singkat cerita neh...
Waduh paara petugas di TC SUPM orangnya pinter2... apalagi yg muda2 rajin bertanya
jadi INDA tmbah pengalaman
Aku satu kmar sama mantan KSK namanya Pak siapa ya kok ... lpa2 ingat ...Oh iya Pak Muji (klo ga salah ingat)...
sudah 6 tahun pensiun dan masih dipercaya oleh BPS ... wuih hebattt top markotop.
Orangnya disiplin bgt.
Pengaalaman yg tak terlupakan ... untuk menamani try out petugas di lap
aku harus jalan kaki dari kel dampyak sampai ke SUPM bayangkan itu waduh , dari pekalongan, mengajar seharian harus jalan kaki sejauh itu ada +_3 km lah yah namnya aja tugas tetap harus semangat. kata Pak Rusman pasti hasilnya akan seimbang




Udah dulu ya trims buat Mas Amin , Mba Neli dan KSK INDA tetap ramah itulah ciri khas orang tegal.
Khusus Buat Mas Amin trima kasih atas tumpangan di rumahnya dan Ayam Bakar madunya jadi aku ga jadi gelandangan di tegal. dan mengantar sampai ke Situgintung (cerita selanjutnya) smga amalnya dibalas lebih baik.